LAILATUL QADR = SERIBU BULAN= 84 TAHUN
Ramadhan;
Re-Kondisi Diri
Sepuluh hari
terakhir Ramadhan tahun ini sedang kita jalani, sepuluh hari pertama dengan
limpahan rahmat Nya, dan sepuluh hari kedua dengan pemberian ampunan Nya telah
kita lewati. Fajar kemengan segera menyingsing dan kita berharap benar-benar
telah terbebas dari jurang api neraka.
Ramadhan menjadi momen istimewa bagi perkembangan rohani, sebagai garansi perbaikan dan pembenahan hidup. Secara sadar atau tidak, banyak hal telah mengkorosi dan mengkontaminasi rohani serta akhlak kita. Kenyataannya manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tetapi untuk menjaga bukanlah perkara mudah, butuh perjuangan dan istiqomah. Bulan Ramadhan laksana mesin pendaur ulang, yang mendaur ulang kehidupan yang kotor menjadi suci lagi. Diri kita ditempa dengan amal ibadah, jiwa kita dibentuk menjadi insan Rabbani yang lebih baik.
Ramadhan menjadi momen istimewa bagi perkembangan rohani, sebagai garansi perbaikan dan pembenahan hidup. Secara sadar atau tidak, banyak hal telah mengkorosi dan mengkontaminasi rohani serta akhlak kita. Kenyataannya manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tetapi untuk menjaga bukanlah perkara mudah, butuh perjuangan dan istiqomah. Bulan Ramadhan laksana mesin pendaur ulang, yang mendaur ulang kehidupan yang kotor menjadi suci lagi. Diri kita ditempa dengan amal ibadah, jiwa kita dibentuk menjadi insan Rabbani yang lebih baik.
LAILATUL QADR;
Inti Tujuan Hidup
Menyambut
datangnya Lailatul Qadr, ritual ibadah mesti ditingkatkan, baik dari segi
kwalitas maupun kwantitas. Tidak ada kata lain sepuluh hari terakhir harus maksimal, sambil berharap mendapat
karunia Lailatul Qadr. Lailatul Qadr merupakan sebuah moment yang sangat
istimewa, bahkan di dalam Al Quran disebutkan Lailatul Qadr itu lebih baik dari
pada seribu bulan. Sangat istimewa, tiada tara bandingannya dengan kehidupan
kita. Lailatul Qadr bisa jadi merupakan tonggak bagi tujuan hidup yang sejati.
Lantas bagaimana kita tahu bahwa telah mendapat Lailatul Qadr, dan apa
tandanya? Dalam beberapa hadist Rasulullah SAW telah menjelaskan mengenai hal
ini, seperti ada tanda-tanda alam serta kondisi suasananya. Sehingga kita
tahu bahwa Lailatul Qadr telah turun pada malam itu.
Makna Seribu Bulan;
Sejatinya Usia Manusia
Seribu bulan
jika kita padatkan dalam nilai tahun maka menjadi 83 tahun 4 bulan atau jika dibulatkan
menjadi 84 tahun. Berarti sama dengan rata-rata usia hidup manusia, meskipun
bisa kurang atau lebih. Selama 84 tahun, ada yang menjalaninya dengan kebaikan
dan ada yang terjerumus dalam jurang keburukan. Tentu sangat rugi jika seluruh
usianya hanya untuk keburukan apalagi tidak mendapat khusnul khotimah (akhir
hayat yang baik). Masih mending jika sepanjang hidupnya selalu berbuat buruk
tetapi mendapat kesempatan bertobat diakhir hayat atau memperoleh khusnul
khotimah.
SETIAP
MANUSIA;Seharusnya Mendapat Lailatul Qadr
Jika menilik
dari hal ini, mungkinkah bahwa sebenarnya Lailatul Qadr yang sejati adalah
sebuah kesempatan dimana kita mendapat hidayah untuk melakukan perubahan
menjadi lebih baik (menemukan tujuan hidup) dalam kehidupan kita yang seribu
bulan (84th) itu? Dan orang yang tidak mendapat Lailatul Qadr adalah mereka
yang sepanjang hidupnya hingga akhir hayat tidak pernah sekalipun mendapat
hidayah? Sehingga nyatalah bahwa satu malam (Lailatul Qadr) itu lebih baik dari
seribu bulan (84th) kehidupan kita, rupanya sia-sialah hidup kita yang selama
seribu bulan (84th) itu tidak mendapat hidayah atau menemukan tujuan hidup yang
sejati. Jadi Lailatul Qadr mungkin bisa kita temukan tidak hanya di bulan
Ramadhan atau sepuluh hari terakhirnya, tetapi sepanjang hidup kita dimana kita
mendapat hidayah, itulah Lailatul Qadr kita. Hanya saja jika kesempatan
mendapat Lailatul Qadr dibulan Ramadhan tentunya menjadi lebih istimewa, karena
memang saat inilah Lailatul Qadr biasanya turun pada umat Nya.
Lebih utama
sebagai hamba Allah SWT, ketika mendapat Lailatul Qadr, bisa
mengejawantahkannya dalam kehidupan dan mempertahankannya hingga akhir hayat.
Bukti bahwa kita melalui Ramadhan dengan kesuksesan adalah ketika bulan ini
telah lewat, amal ibadah yang pernah kita lakukan masih terus terjaga dan
senatiasa kita amalkan bahkan semakin meningkat. Yang sebelumnya tidak pernah
shalat menjadi dawam (rutin), yang sebelumnya tidak pernah tahajud bisa bangun
malam untuk tahajud, puasapun masih dilaksanakan misalnya dengan puasa senin
dan kamis, selalu ingat orang susah dengan sedekah karena kita sudah merasakan
bagaimana beratnya orang lapar, yang dulunya suka berbuat zinah tidak lagi
mendekatinya karena sudah diajarkan bagaimana mengendalikan hawa nafsu
dan tidak ada lagi koruptor di negara kita.
Semoga
disepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan tahun ini kita semua bisa mendapatkan
Lailatul Qadr. Fajar kemengan segera menyingsing menyambut kehidupan baru yang
lebih baik, laksana ulat yang menjijikkan berubah menjadi kupu-kupu yang indah
setelah melaluinya dengan bertapa menjadi kepompong. Aamiin
Dibaca ketika mendapatkanLailatu Qadr:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
(Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku)
(HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad.
Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)
Tag :
ISLAM
10 Komentar untuk "MAKNA SEJATI DI BALIK LAILATUL QADR"
semoga kita semua mendapatkan lailatul qadar ya mas
Sepuluh hari terakhir Ramadhan biasanya pusat mal-mal yang lebiih ramai. Semoga saja, saya bisa mendapatkan laitul qodar ini.
.. aamiin,, tapi ada yang bingunk nich bang. kata-kata mengejawantahkan itu apa ya bang?!? cuma kata itu yang kurank aq paham di ketikan di atas. tenkz ya?!? ..
Mengejawantahkan itu menimplementasikan atau menerapkan.
Jadi maksudnya dari tulisan diatas, ketika kita mendapatkan lailatul qadar kita harus menerapkannya pada kehidupan kita..
Begitukah? :)
Setujuh sama mas Djangkaru Bumi, kebanyakan mall lebih ramai. Kadang saya juga ikut :(
@Djangkaru Bumi: betul banget sob, tadi sya sudah cek langsung :)
@Vpie ◥TwekzLibz◤ MahaDhifa: nah itu mas kopiah putih sudah memaparkan, trimakasih
@Kopiah Putih: ya sperti itu sob, trimakasih sudah memaparkan buat @Vpie ◥TwekzLibz◤ MahaDhifa
@yanuar catur: betul sam, tadi sudah cek langsung, mallnya rame semua :)
@agus bg: aamiin, smoga saja sob
seperti halnya haji mabrur ya mas, dikatakan mabrur jika berefek pada kehidupannya, begitu juga lailatur qodr
@Agus Setya: betul bnget sob, banyak diantaranya haji hnya seremonial saja dan bangga dg identitas hajinya, kelakuan tdk mncerminkan
Komentar anda tidak dimoderasi dan verifikasi, Terimakasih atas komentarnya yg sangat berharga dan bijak, semoga bermanfaat