- Unsur Pengorbanan
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْىَ قَالَ يبُنَيَّ اِنِّىْ اَرى فِى الْمَنَامِ اَنِّىْ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرىط قَالَ ياَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُز سَتَجِدُنِىْ اِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّبِرِيْنَ
Dan ketika anak itu telah berusia cukup untuk dapat berlari-lari bersama dia, berkatalah ia, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu sebagai kurban, maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia berkata,”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang telah diperintahkankepada engkau, insya Allah engkau akan mendapatiku, diantara orang-orang yang sabar”.[Ash Shaffat 37:103]
- Taufik; sikap atau keputusan untuk berkorban adalah taufik dari Allah SWT.
- Khidmat; pengorbanan semata-mata bertujuan mengkhidmati Islam bukan mengharapkan imbalan atau dikhidmati.
- Taat; sikap ini harus senantiasa melekat bagi orang yang berkorban, yaitu tunduk dan patuh terhadap segala keputusan serta aturan sehingga memiliki kesetiaan terhadap Nizam
- Loyal; semua tindakan yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan Allah SWT
- Faqiranah/ hidup sederhana; dengan kehidupan inilah pengorbanan bisa dilestarikan.
- Sabar; karena pengorbanan layaknya sebuah cobaan, sehingga buth kesabaran dan ketabahan.
- Ikhlas; memiliki kerelaan tidak ada penyesalan setelahnya
- Do’a; dengan do’a semua terasa menjadi mudah
- Kapan berkorban
Dalam berkorban harus bersegera, jangan menunda-nunda, disaat diseru maka saat itulah mulai berkorban, karena amal (pengorbanan) terbaik adalah disaat:
- Sehat fisik/jasmaninya
- sangat membutuhkannya
- Takut miskin
- Berambisi jadi orang kaya (HR. Bukhari, Muslim)
Karena jangan sampai tidak bisa berbuat apa-apa ketika datang tujuh perkara, yaitu:
- Kemelaratan yang melalaikan kamu
- Kekayaan yang mengakibatkan besar kepala
- Sakit yang membinasakan
- Lanjut usia yang menjadikan pikun
- Mati yang menghabisi riwayat
- Dajjal, seburuk-buruk yang ditunggu
- Hari Kiamat, hari yang sangat berat dan lebih sulit (HR Turmudzi)
Manusia diberi sebuah kesempatan untuk memberdayakan sesuatu yang diamanahkan, hanya semata-mata untuk kemanfaatan dirinya. Semua harta yang dimiliki pada hakikatnya bukanlah milik kita, tetapi milik Nya. Jadi akan sangat rugi jika “rasa memiliki” ini tiba-tiba hilang dan kita belum memanfaatkannya, lantas apa yang akan kita dapat? Perlulah kita ingat bahwa ketika kita mati ada tiga hal yang akan mengiringi kita kekuburan yaitu harta, keluarga dan amal kita, tetapi yang dua pertama akan kembali kerumah sedang yang menyertai kita hanya yang ketiga yaitu amal perbuatan (pengorbanan) kita. Pengorbanan merupakan salah satu bentuk amal yang akan menyertai dan menyalamatkan kita di akhirat. Berkorbanlah selagi kita memiliki dan punya kesempatan. Jangan sampai apa yang kita miliki justru menjadi cobaan dan penyebab azab
“Wa’lamuuu annamaaa amwaalukum wa aulaadukum fitnah…” (Al Anfal :29)
Hadhrat Masih Mauud as juga bersabda: “Oleh karena itu jika kalian menginginkan supaya harta kekayaan kalian tidak menimbulkan kebinasaan serta kerugian bagi diri kalian, maka belanjakanlah [harta kekayaan] tersebut di jalan Allah Taala. Dan wakafkanlah untuk penyebaran serta pengkhidmatan agama” (m74)
- Derajat Pengorbanan
“Wamaaa amwaalukum walaaa aulaadukum billatii tuqarribukum ‘indanaa zulfa illaa man aamana wa ‘amila shaaliha..”
Dan bukanlah harta bendamu dan bukanlah anak-anakmu yang akan mendekatkan kamu kepada Kami dalam derajat, melainkan mereka yang beriman dan beramal sholeh..” (As Saba’ 34:38)
Ketinggian derajat seseorang di hadapan Nya, tidak diukur dari banyaknya harta yang dimiliki, tetapi bagaimana itu (harta) bisa dimanfaatkan sebagai amal sholeh. Hadhrat Abu Bakar ra mempersembahkan seluruh harta kekayaan beliau dan hadhrat Umar ra mempersembahkan separuh harta kekayaan beliau. Rosulullah saw bersabda: “Inilah perbedaan derajat kalian”.
Hadhrat Masih Mauud as juga bersabda “Sejauh mana seseorang itu melakukan pengkhidmatan, sejauh itu pulalah imannya semakin kuat. Dan yang tidak pernah melakukan pengkhidmatan, bagi kami keimanan mereka senantiasa dalam bahaya” (m.70)
Karena itu dalam berkorban harus memiliki kwalitas dan peningkatan sehingga mencapai derajat tertinggi dalam pengorbanan
“Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimmaa tuhibbuun..” (Ali Imran 3:93)
- Hikmah Pengorbanan
- Sarana mendekatkan diri kepada Nya “..wayattakhidzu maa yunfiqu qurubaatin ‘indallaahi washalawaatir rasuul..” (At taubah 9:99)
- Sebagai bentuk rasa syukur “Wa idz ta adzana rabbukum la insyakartum laa aziidannakum walaa in kafartum inna ‘adzabi lasyadiid” (Ibarahim 14:8)
- Manfaatnya untuk dirinya sendiri “Wamaa tunfiquu min khoirin falianfusikum” (Al Baqarah 2:273)
- Ganjaran disisi Nya dan diberikan ketenangan (Al Baqarah 2:263)
- Menjadikan harta berlipat ganda satu biji menjadi tujuh bulir pada tiap bulir ada seratus biji (Al baqarah 2: 262) atau laksana kebun ditempat tinggi mengasilkan buah berlipat ketika hujan menimpanya (2:266)
Tag :
Ibadah
7 Komentar untuk "Hikmah Pengorbanan; Memenuhi Unsur dan Meraih Derajatnya"
banyak hikmah yang bisa diambil
Hikmah kurban bisa kita petik dari postingan ini
thanks commentnya sob, smoga dpt diambil hikmahnya, amin
wah, kalau artikel diatas ditambah dengan Emoticon2 yg lucu2 dan sangat Ekspresif yg ada diblog saya, makin manteb deh blognya, jadi lebih hidup artikelnya :thumbs up
@facemont: thanks sob sarannya, coba langsung ke TKP, thanks..
mantab mas sub
@Dzulqornun: thanks mas
Komentar anda tidak dimoderasi dan verifikasi, Terimakasih atas komentarnya yg sangat berharga dan bijak, semoga bermanfaat