KHILAFAT ZAMAN AKHIR


1. Arti Khilafat
Khilafat berasal dari kata kholafa dalam bahasa Arab yang berarti, meninggalkan, pengganti, pewaris, penerus atau wakil.
Dalam istilah kata khilafat mengandung dua makna....
(selengkapnya; read more)




KHILAFAT AKHIR ZAMAN


وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوْا الصّلِحتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى اْلاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ص وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاط يَعْبُدُونَنِىْ لاَ يُشْرِكُوْنَ بِىْ شَيْئًاط وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ فَاُولئِكَ هُمُ الْفسِقُوْنَ

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang dari antara kamu yang beriman dan berbuat amal saleh, bahwa Dia pasti akan menjadikan mereka itu khalifah-khalifah di muka bumi ini, sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah-khalifah dari antara orang-orang yang sebelum mereka, dan Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, yang telah Dia ridhai bagi mereka dan niscayalah Dia akan memberi mereka keamanan dan kedamaian sebagai pengganti sesudah ketakutan mencekam mereka. Mereka akan menyembah kepada Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Aku. Dan barang siapa ingkar sesudah itu, mereka itulah orang-orang yang durhaka".
Q.S. An Nur 24: 56

1. Arti Khilafat
Khilafat berasal dari kata kholafa dalam bahasa Arab yang berarti, meninggalkan, pengganti, pewaris, penerus atau wakil.
Dalam istilah kata khilafat mengandung dua makna:
a. Orang yang ditugasi oleh Allah SWT untuk mengadakan perbaikan umat manusia atau sebagai wakil Allah yang disebut Khalifatullah, “Idzqaala rabbuka lilmalaaikati innii ja’ilun fil ardhi khalifah” [Al Baqarah 2: 30]. Khalifatullah memiliki tugas sebagaimana seorang Nabi yaitu, “Liyudhhira ‘alad diini kullihi” artinya, Memenangkan Agama Islam atas agama-agama lain. [Ash Shaf 61:9]
b. Orang yang menggantikan atau meneruskan tugas-tugas seorang Nabi yang disebut Khalifatun Nabi (Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah). Diantaranya Khulafaur Rasyidin. Khalifatun Nabi bertugas meneruskan tugas Nabi.

2. Masa Kepemimpinan Islam terbagi kedalam 4 era:
عن حذيفة رض قال، قال رسول الله صلعم تكون النبوة فيكم ما شاء الله ان تكون ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ماشاء الله ان تكون ثم تكون ملكا عاضا فتكون ما شاء الله ان تكون ... ثم تكون خلافة على منهاج النبوة ثم سكت
Dari Hudzaifah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Akan terjadi Nubuwat sampai masa yang disukai Allah.., kemudian akan ada khilafat dalam nubuwat sampai masa yang disukai Allah.., Kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah.., kemudian akan ada khilafat dalam nubuwat, kemudian beliau berdiam diri”. [Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal. 461]

a. Era Kenabian
Era kenabian merupakan masa kepemimpinan Islam berada langsung ditangan Rasulullah SAW selama beliau masih hidup, pada era ini merupakan masa terbaik umat Islam sebagaimana dinyatakan dalam Hadits beliau SAW: “Khairul quruuni qarni..”

b. Era Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah
Pada era ini kepemimpinan Islam berada ditangan Khulafaur Rasyidin, yaitu Khalifah Abu Bakar As Sidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Era ini juga merupakan masa terbaik yang dalam Al Qur an disebut sebagai contoh bagi umat manusia [Ali Imran 3:110]. Khulafaur Rasyidin memimpin umat Islam selama 30 tahun.

c. Era Kerajaan
Pada era ini umat Islam berada dibawah kepemimpinan “mulkan” (sistim kerajaan). Sistim kepemimpinan seperti ini pertama kali dilaksanakan oleh Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Selanjutnya berdiri Dinasti Umayyah di Damaskus (661-750), Dinasti Abbasiyah di Baghdad (750-1258), Dinasti Abbasiyah di Kairo (1261-1517), Dinasti Utsmaniyah di Turki (1517-1924).
Karena pada masa ini kepemimpinan Islam tidak murni lagi mengemban misi kenabian (Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah), maka misi Islam yang sebenarnya berada ditangan para Mujadid sebagaimana sabda Nabi SAW: “Innallaha ‘aza wajalla yab’atsu lihadzihil umati ‘ala ra’si kulli mi ati sanatin man yujaddidu laha diinaha”. Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT akan mengirimkan untuk umat ini pada permulaan setiap seratus tahun seorang mujaddid (pembaharu) yang akan memperbaiki agamanya”. [Abu Daud & Misykat hal. 36]
Dalam buku Hijajul Kiromah hal. 135-139 karya Nubuwah Sidiq Khan, disebutkan para Mujadid dalam setiap abadnya, yaitu:
Abad I : Umar bin Abdul Azis
Abad II : Imam Syafi’I
Abad III : Abu Syarah/ Abu Hasan Asysyari
Abad IV : Abu Ubaidullah Nisyapuri/ Abu Bakar Baqlani
Abad V : Imam Ghazali
Abad VI : Sayyid Abdul Qadir Jaelani
Abad VII : Imam Ibnu Taimiya/ Khwaja Mu’inuddin Chisti
Abad VIII : Hafiz Ibnu Hajar Asqalani/ Saleh bin Umar
Abad IX : Imam Suyuti
Abad X : Imam Muhammad Tahir Gujrati
Abad XI : Mujaddid Alif Tsani Sarhindi
Abad XII : Syah Waliullah Muhaddas Dhelwi
Abad XIII : Sayid Ahmad Brelwi
Abad XIV : Imam Mahdi & Masih Mau’ud

d. Era Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah
Pada masa ini merupakan era kebangkitan kembali “Khilafat ‘ala minhajin Nubuwah”. Sejak berakhirnya masa kekhalifahan Turki Usmani runtuh (1924), begitu banyak usaha-usaha yang dilakukan pemimpin Islam untuk menegakkan kembali berdirinya khilafat. Contohnya upaya yang dilakukan melalui Konggres Islam sedunia pada tahun 1926 di Kiro Mesir, KTT Islam yang dihadiri 38 negara pada tahun 1974 di Lahore Pakistan dan beberapa usaha lain yang sampai sekarang belum juga berhasil. Sistim khilafat ini datangnya langsung dari Allah SWT, bukan manusia yang membentuknya. Umat Islam jika ingin mendapat nikmat khilafat bisa berikhtiar hanya dengan menjadikan diri mereka sebagai manusia yang beriman dan senantiasa beramal soleh [An Nur 24:56]. Jika mereka belum mendapat nikmat khilafat, mungkin dikarenakan belum memenuhi kriteria tersebut.

3. Khilafat Akhir Zaman
Khilafat ‘ala minhajin Nubuwah merupakan periode terakhir kepemimpinan Islam di zaman akhir. Untuk itu perlu kiranya kita mengetahui tanda-tanda akhir zaman yang banyak disebutkan dalam Al qur an maupun Hadits, sehingga kita bisa menyambut kedatangan Khilafat ‘ala minhajin Nubuwah di zaman akhir ini.
Tanda-tanda zaman akhir:


a. Apabila matahari di gulung, apabila bintang-bintang menjadi suram, apabila gunung-gunung dihancurkan, apabilan unta-unta betina bunting sepuluh bulan ditingglakan, apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, apabila sungai-sungai disalurkan, apabila manusia dikumpulkan, apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup akan ditanya, karena dosa apa ia dibunuh, apabila buku-buku disebarluaskan, apabila langit dibuka, apabila neraka dinyalakan, apabila surga didekatkan, Q.S. At Takwir: 1-13
b. Terjadi gerhana bulan dan matahari dalam satu bulan Ramadhan, Q.S Al Qiyamah: 8-9 dan Sunan ad Darul Quthni
c. Ilmu agama terangkat, kejahilan meluas, banyak perzinahan, minumnan keras menjadi-jadi (Misykat), jumlah wanita akan lebih banyak dari kaum pria (Bukhori, Muslim), Tanah Arab menjadi subur (Muslim), Pemimpin bukan ahlinya (Bukhari), masa menjadi berdekatan (Tirmidzi), suara-suara akan riuh di masjid-masjid, orang kafir menjadi pemimpin, orang hina menjadi pemimpin bangsa, orang dihormati karena kejahatannya, banyak penyanyi wanita, banyak alat musik, orang laki-laki pakai sutra (Tirmidzi), Imam Mahdi dan Masih Mau’ud akan datang.

4. Menyambut Khilafat Zaman Akhir.
a. Mengenalnya, “Man lam ya’rif imaama zamaanihi faqod maata maitatal jaahiliyyati”, Artinya, Orang-orang yang tidak mengenal Imam zamannya maka sesungguhnya mereka mati dalam keadaan jahiliyah. [Abu Daud & kanzul Ummal hal. 200 jld ke III]
b. Baiat ditangannya, “Waman maata walaisa fi ‘unuqihi bai’atun maata miitatan jaahiliyatan”, Artinya, Dan barang siapa mati tidak ada baiat padanya, maka matinya adalah mati jahiliyah. [Muslim & Misykat hal. 320]
c. Masuk kedalam Jama’ahnya, “Lal islaama illa bi jama’atin…”
d. Ta’at kepadanya, “Walal jama’ata illa bi imaarotin, walal imaarota illa bi tho’atin”

5. Ahmadiyah sebagai Lembaga Khilafah
Ahmadiyah sebagai Lembaga Khilafah berdiri dengan kriteria sebagaimana Lembaga Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah. Sebagaimana Khilafah Rasyidah mengikuti Roasulullah SAW yang dipilih oleh dan dari orang-orang yang beriman dengan petunjuk Al Quran melalui syuura [Ali Imran 3:160]. Sebagaimana sabda Khalifah Umar bin Khatab ra, “Tiada khilafat tanpa syuura (musyawarah)” [Izalat al Khifa’an Khilafat al Khulafa]. Khilafah Ahmadiyah merupakan lembaga khilafah yag dipilih melalui syura oleh dan dari orang-orang beriman, yang meneruskan tugas-tugas Rasulullah SAW di akhir zaman yang ditandai dengan kedatangan Masih Mau’ud dan Imam Mahdi sebagai penggenapan nubuatan Rasulullah SAW. Khalifah akhir zaman atau disebut khalifah al Masih, akan melanjutkan tugas rasulullah saw “Liyudhhiru ‘alad diini kullihi” dengan cara “Yuhyidiina wayuqimusy syari’ah”.
Tag : ISLAM
2 Komentar untuk "KHILAFAT ZAMAN AKHIR"

Komentar anda tidak dimoderasi dan verifikasi, Terimakasih atas komentarnya yg sangat berharga dan bijak, semoga bermanfaat

Back To Top