“Dunia merugi karena Abdus Salam hanya dapat hidup sekali.” Kalimat ini ditulis 20 tahun silam, oleh Newa Scientist (edisi 26 Agustus 1976), tiga tahun sebelum Salam memperoleh Nobel. New Scientist adalah majalah bereputasi tinggi yang diabadikan bagi sains dan teknologi, dan pengaruhnya bagi dunia dan kehidupan umat manusia. Demikian tulis Harian Kompas, Jumat 29 November 1996 dibawah judul : PROF ABDUS SALAM, HARGA DIRI SEORANG MUSLIM.
Yang membuat pernyataan itu keluar, adalah rasa hormat sekaligus keprihatinan pada Abdus Salam yang mesti pontang-panting bergerak dari satu dunia ke dunia lain yang sama-sama dicintainya. Abdus Salam adalah manusia yang hidup di tiga dunia: dunia fisika teori, dunia Islam, dan dunia kerja-sama internasional. Andai Abdus Salam dapat hidup beberapa kali, dan mengabdikan hidup-hidupnya itu secara total tanpa interupsi masing-masing pada fisika teori, Islam, dan kerja-sama internasional, seluruh dunia jelas akan mendapatkan keuntungan besar.
Sementara Harian REPUBLIKA edisi Minggu 24 November 1996 menulis dibawah judul: ABDUS SALAM, SATU DUTA, TIGA DUNIA
Dalam usia sangat muda (22 tahun) Salam meraih doktor fisika teori dengan predikat summa cumlaude di University of Cambridge, sekaligus meraih Profesor fisika di Universitas Punjab, Lahore. Khusus untuk pelajaran matematika ia bahkan meraih nilai rata-rata 10 di St.John’s College, Cambridge.
Salam adalah satu dari empat muslim yang pernah meraih Hadiah Nobel. Tiga lainnya adalah Presiden Mesir Anwar Sadat (Nobel Perdamaian 1978), Naguib Mahfoud (Nobel Sastra 1988), Presiden Palestina Yasser Arafat (bersama dua rekannya dari Israel, Nobel Perdamaian 1995).
Atas, Abdus Salam bersama Pope II, Bawah, Abdus Salam bersama Ratu Swedia
Penerima gelar Doktor Sains Honoris Causa dari 39 universitas/lembaga ilmiah dari seluruh dunia ini, yang sekali waktu pernah menyebut dirinya sebagai penerus ilmuwan muslim seribu tahun yang silam, telah menyatakan dengan tegas: harga diri suatu umat kini tergantung pada penciptaan prestasi ilmiah dan teknologis.
Harga diri itu, seperti yang telah dibuktikan oleh Salam sendiri bukan saja dapat mengangkat suatu masyarakat sejajar dengan masyarakat lain. Gerakan dan keikutsertaan mencipta sains teknologi akan memberikan kontribusi pada peningkatan harkat seluruh umat manusia, tanpa melihat agama dan asal-usul kebangsaannya. Itulah rahmatan lil alaamin.
Abdus Salam adalah fisikawan muslim yang paling menonjol abad ini. Dia termasuk orang pertama yang mengubah pandangan parsialisme para fisikawan dalam melihat kelima gaya dasar yang berperan di alam ini. Yaitu, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya kuat yang menahan proton dan neutron tetap berdekatan dalam inti, serta gaya lemah yang antara lain bertanggung jawab terhadap lambatnya reaksi peluruhan inti radioaktif. Selama berabad-abad kelima gaya itu dipahami secara terpisah menurut kerangka dalil dan postulatnya yang berbeda-beda.
Adanya kesatuan dalam interaksi gaya-gaya dirumuskan oleh trio Abdus Salam-Sheldon Lee Glashow-Steven Weinberg dalam teori “Unifying the Forces”. Menurut teori yang diumumkan 1967 itu, arus lemah dalam inti atom diageni oleh tiga partikel yang masing-masing memancarkan arus atau gaya kuat. Dua belas tahun kemudian hukum itulah yang melahirkan Nobel Fisika 1979.
Eksistensi tiga partikel itu telah dibuktikan secara eksperimen tahun 1983 oleh tim riset yang dipimpin Carlo Rubia direktur CERN (Cetre Europeen de Recherche Nucleaire) di Jenewa, Swiss. Ternyata, rintisan Salam itu kemudian mengilhami para fisikawan lain ketika mengembangkan teori-teori kosmologi mutakhir seperti Grand Theory (GT) yang dicanangkan ilmuwan AS dan Theory of Everything-nya Stephen Hawking.
Melalui dua teori itulah, para fisikawan dan kosmolog dunia kini berambisi untuk menjelaskan rahasia penciptaan alam semesta dalam satu teori tunggal yang utuh.
Karena kecerdasannya yang luar biasa, Salam pernah dipanggil pulang oleh Pemerintah Pakistan. Selama sebelas tahun sejak 1963 dia menjadi penasihat Presiden Pakistan Ayub Khan khusus untuk menangani pengembangan iptek di negaranya. Ia mengundurkan diri dari posisinya di pemerintah ketika Zulfiqar Ali Bhutto naik menjadi PM Pakistan. Profesor Salaam tak bisa menerima perlakuan Ali Bhutto yang mengeluarkan Undang-Undang minoritas non Muslim terhadap Jemaat Ahmadiyah- komunitas Islam tempat dirinya lahir dan dibesarkan.
Atas, perangko bergambar Abdus Salam yang diterbitkan oleh Pakistan, Bawah, Medali Abdus Salam yang diberikan kepada Ilmuwan yang berjasa bagi dunia ketiga.
Tak ada dendam yang sanggup melahirkan perasaan Permusuhan Salam pada Negerinya Pakistan. Ia memilih pergi dengan damai untuk menyebarkan Ilmu Pengetahuan bagi Dunia dan seluruh Umat Manusia. Itu dibuktikannya dengan sebagian besar usianya dihabiskan sebagai guru besar fisika di Imperial College of Science and Technology, London, dari 1957-1993. Sejak 1964 ia menjadi peneliti senior di International Centre for Theoretical Physics (ICTP) di Trieste, Italia, sekaligus menjadi direkturnya selama 30 tahun.
Hingga akhir hayatnya, putra terbaik Pakistan itu mendapat tak kurang dari 39 gelar doktor honoris causa. Antara lain dari Universitas Edinburgh (1971), Universitas Trieste (1979), Universitas Islamabad (1979), dan universitas bergengsi di Peru, India, Polandia, Yordania, Venezuela, Turki, Filipina, Cina, Swedia, Belgia dan Rusia. Ia juga menjadi anggota dan anggota kehormatan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional 35 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Lahir 29 Januari 1926 di Jhang, Lahore, Pakistan, Abdus Salam tergolong duta Islam yang baik. Sebagai contoh, dalam pidato penganugerahan Nobel Fisika di Karolinska Institute, Swedia, Abdus Salam mengawalinya dengan ucapan basmalah. Di situ ia mengaku bahwa riset itu didasari oleh keyakinan terhadap kalimah tauhid. “Saya berharap Unifying the Forces dapat memberi landasan ilmiah terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,” kata penulis 250 makalah ilmiah fisika partikel itu.
“Saya muslim karena saya percaya dengan pesan spiritual Alquran. Alquran banyak membantu saya dalam memahami Hukum Alam, dengan contoh-contoh fenomena kosmologi, biologi dan kedokteran sebagai tanda bagi seluruh manusia,” kata Abdus Salam dalam satu sidang UNESCO di Paris, 1984.
Dengan makalah The Holy Quran and Science, saat itu ia banyak mengutip ayat. Antara lain Alquran 88:17 dan Alquran 3:189-190 yang antara lain mengisahkan soal penciptaan langit, bumi dan seisinya.
Menjadi anggota kehormatan dari Akademi Ilmu Pengetahuan AS dan Rusia, ternyata tidak menghambatnya untuk berkiprah di sejumlah negara berkembang. Itu juga dilakukannya ketika ia bertugas di Komite Sains PBB dan 35 organisasi profesi ilmiah.
Maka, tak aneh, bila mantan Vice Presiden dari International Union of Pure and Applied Phyusics (IUPAP) (1972-78) itu pun meraih tujuh penghargaan atas kontribusinya dalam mempromosikan perdamaian dan kerjasama iptek internasional. Antara lain Atoms for Peace Medal and Award dari Atoms for Peace Foundation (1968), First Edinburgh Medal and Prize dari Skotlandia (1988), “Genoa” International Development of Peoples Prize dari Italia (1988) dan Catalunya International Prize dari Spanyol (1990).
Prof.Abdus Salam, wafat Kamis 21 Nov 1996 di Oxford, Inggris, dalam usia 70 tahun dan meninggalkan seorang istri serta enam anak (dua laki-laki dan empat perempuan).
Susana saat pemakaman Abdus Salam di Rabwah tahun 1996
Salam sudah berangkat menuju Yang Maha Esa di usia 70 tahun. Ia dimakamkan di tanah air yang teramat sangat dicintainya,dikota Rabwah- Pakistan. Kita yang ditinggalkannya kini hanya dapat bertanya, benarkah kita juga punya rasa harga diri religius, seperti rasa harga diri yang menggerakkan tokoh yang teramat dihormati oleh komunitas sains internasional ini? Yang pasti, penerima gelar Doktor Sains Honoris Causa dari 39 universitas/lembaga ilmiah dari seluruh dunia ini, yang sekali waktu pernah menyebut dirinya sebagai penerus ilmuwan muslim seribu tahun yang silam, telah menyatakan dengan tegas: harga diri suatu umat kini tergantung pada penciptaan prestasi ilmiah dan teknologis.
(Sunting edit oleh: kukuh dari berbagai sumber,170607/14.52)
Catatan tambahan :
Abdus Salam Awards, Approximants, Education and other
Personal arcive
**Educational Career**
1. Govt. College, Jhang and Lahore, Pakistan (1938-1946)
2. M.A (Punjab University) First place in every examination at the Punjab University
3. Foundation Scholar, St. John’s College, Cambridge (1946-1949)
4. B.A Honors Double first in Mathematics (Wrangler) and Physics.
5. Cavendish Laboratory
6. Ph. D in Theoretical Physics Cambridge (1952)
7.Awarded Smith’s Prize by the University of Cambridge for the most outstanding pre-doctoral contribution to physics (1950)
**Appointments**
1. Professor, Government College, Lahore (1951-1954)
2. Head of the Mathematics Department of Punjab University, Lahore (1951-54)
3. Lecturer, Cambridge University (Cambridge) (1954-1956)
4. Prof. of Theoretical Physics, London University.
5. Prof. of Theoretical Physics Imperial College (London) (1957)
6. Founder and Director, International Centre for Theoretical Physics (Trieste) (1964-1993)
7. Elected Fellow, St. John’s College (Cambridge) (1951-56)
8. Member, Institute of Advanced Study (Princeton) (1951)
9. Elected, Honorary Life Fellow, St. John’s College (Cambridge)
**United Nations Assignments**
1. Scientific Secretary, Geneva Conferences on Peaceful Uses of Atomic Energy (1955 and 1958)
2. Elected Member of the Board of Governors, TAEA, Vienna (1962-63)
3. Member, United Nations Advisory Committee on Science and Technology (1964-75)
4. Elected Chairman, United Nations Advisory Committee on Science and Technology (1971-1972)
5. Member, United Nations Panel and Foundation Committee for the United Nations University (1970-73)
6. Member, United Nations University Advisory Committee (1981-83)
7. Member Council, University of Peace (Costa Rica) (1981-86)
8. Elected Chairman, UNSECO Advisory Panel on Science, Technology and Society (1981)
**Other Assignments**
1. Member, Scientific Council, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) (1970)
2. Elected Vice President, International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP) (1972-78)
3. Elected First President of the Third World Academy of Sciences (1983)
4. Member of the CERN Scientific Policy Committee (1983-86)
5. Member of the Board of Directors of the Beijir Institute of the Royal Swedish Academy of Sciences (1986)
6. Member of the South Commission (1987- )
7. Elected 1st President of Third World Network of Scientific Organizations (1988)
**Awards for contribution to physics**
1. Hopkins Prize (Cambridge University) for the most outstanding contribution to physics during 1957-58 (1958)
2. Adams Prize (Cambridge University) (1958)
3. First recipient of Maxwell Medal and Award (Physical Society, London) (1961)
4. Hughes Medal (Royal Society, London) (1964)
5. J. Robert Oppenheimer Memorial Medal and Prize (University of Miami) (1971)
6. Guthrie Medal and Prize (Institute of Physics London) (1976)
7. Sir Devaprasad Sarvadhikary Gold Medal (Calcutta University) (1977)
8. Metteuci Medal (Accademia Nazionale di XL, Rome) (1978)
9. John Torrence Tate Medal (American Institute of Physics) (1978)
10. Royal Medal (Royal Society, London) (1978)
11. NOBEL PRIZE for Physics (Nobel Foundation) (1979)
12. Einstein Medal (UNESCO, Paris) (1979)
13. Shri R. D. Birla Award (Indian Physics Association) (1979)
14. Josef Stefan Medal (Josef Stefan Institute, Ljubljana) (1980)
15. Gold Medal for outstanding contribution to physics (Czechoslovak Academy of Sciences, Prague) (1981)
16. Lomonosov Gold Medal USSR (USSR Academy of Sciences) (1983)
17. Copley Medal, Royal Society London (1990)
**Awards for contributions towards peace and promotion of international scientific collaboration**
1. Atoms for Peace Medal and Award (Atoms for Peace Foundation) (1968)
2. Peace Medal (Charles University, Prague) (1981)
3. Premio Umberto Biancamano (Italy) (1986)
4. Dayemi International Peace Award (Bangladesh) (1986)
5. First Edinburgh Medal and Prize (Scotland) (1988)
6. “Genoa” International Development of Peoples Prize (Italy) (1988)
7. Catalunya International Prize (Spain) (1990)
**Academies and Societies**
1. Elected, Fellow, Pakistan Academy of Sciences (Islamabad) (1954)
2. Elected, Fellow of the Royal Society, London (1959)
3. Elected, Fellow, Royal Swedish Academy of Sciences (Stockholm) (1970)
4. Elected, Foreign Member of the American Academy of Arts and Sciences (Boston) (1971)
5. Elected, Foreign Member, USSR Academy of Sciences (Moscow) (1971)
6. Elected, Foreign Associate, USA National Academy of Sciences (Washington) (1979)
7. Elected, Foreign Member, Accademia Nazionale dei Lincei (Rome) (1979)
8. Elected, Foreign Member, Accademia Tiberina (Rome) (1979)
9. Elected, Foreign Member, Iraqi Academy (Baghdad) (1979)
10. Elected, Honorary Fellow, Tata Institute of Fundamental Research (Bombay) (1979)
11. Elected, Honorary Member, Korean Physics Society (Seoul) (1979)
12. Elected, Foreign Member, Academy of the Kingdom of Morocco (Rabat) (1980)
13. Elected, Foreign Member, Accademia Nazionale delle Scienze (dei XL) (Rome) (1980)
14. Elected, Member, European Academy of Sciences, Arts and Humanities (Paris) (1980)
15. Elected, Associate Member, Josef Stefan Institute (Ljublijana) (1980)
16. Elected, Foreign Fellow, Indian National Sciences Academy (New Delhi) (1980)
17. Elected, Fellow, Bangladesh Academy of Sciences (Dhaka) (1980)
18. Elected, Member, Pontifical Academy of Sciences (Vatican City) (1981)
19. Elected, Corresponding Member, Portuguese Academy of Sciences (Lisbon) (1981)
20. Founding Member, Third World Academy of Sciences Trieste (1983)
21. Elected, Corresponding Member, Yugoslav Academy of Sciences and Arts (Zagreb) (1983)
22. Elected, Honorary Fellow, Ghana Academy of Arts and Sciences (1984)
23. Elected, Honorary Member, Polish Academy of Sciences (1985)
24. Elected, Corresponding Member, Academia de Ciencias Medicas, Fisicas y Naturales de Guatemala (1986)
25. Elected, Honorary Life Fellow, London Physical Society (1986)
26. Elected, Fellow, World Academy of Art and Science (Stockholm) (1986)
27. Elected, Corresponding Member, Academia de Ciencias Fisicas, Mathematicas y Naturales de Venezuela (1987)
28. Elected, Fellow, Pakistan Academy of Medical Sciences (1987)
29. Elected, Honorary Fellow, Indian Academy of Sciences, Bangalore (1988)
30. Elected, Distinguished International Fellow of Sigma Xi (1988)
31. Elected, Honorary Member, Brazilian Mathematical Society (1989)
32. Elected, Honorary Member, National Academy of Exact, Physical and Natural Sciences, Argentina (1989)
33. Elected, Honorary Member, Hungarian Academy of Sciences (1990)
34. Elected, Member, Academia Eureopaea (1990)
**Orders**
1. Order of NISHAN-E-IMTIAZ (Pakistan) (1979)
2. Order of Andres Bello (Venezuela) (1980)
3. Order of Istiqlal (Jordan) (1980)
4. Cavaliere de Gran Croce dell’Ordine al Merito della Repubblica Italiana (1980)
5. Honorary Knight Commander of the Order of the British Empire (1989)
**D.Sc. HONORIS CAUSE**
1. Punjab University, Lahore, Pakistan (1957)
2. University of Edinburgh, Edinburgh, UK (1971)
3. University of Trieste, Trieste, Italy (1979)
4. University of Islamabad, Islamabad, Pakistan (1979)
5. Universidad Nacional de Ingenieria, Lima, Peru (1980)
6. University of San Marcos, Lima, Peru (1980)
7. National University of San Antonio Abad, Cuzco, Peru (1980)
8. Universidad Simon Bolivar, Caracas, Venezuela (1980)
9. University of Wroclaw, Wroclaw, Poland (1980)
10. Yarmulke University, Yarmulke, Jordan (1980)
11. University of Istanbul, Istanbul, Turkey (1980)
12. Guru Nanak Dev University, Amritsar, India (1981)
13. Muslim University, Aligarh, India (1981)
14. Hindu University, Banaras, India (1981)
15. University of Chittagong, Bangladesh (1981)
16. University of Bristol, Bristol, UK (1981)
17. University of Maiduguri, Maiduguri, Nigeria (1981)
18. University of Philippines, Quezon City, Philippines (1982)
19. University of Khartoum, Khartoum, Sudan (1983)
20. Universidad Complutense de Madrid, Spain (1983)
21. The City College, The City University of New York, USA (1984)
22. University of Nairobi, Nairobi, Kenya (1984)
23. Universidad Nacional de Cuyo, Cuyo, Argentina (1985)
24. Universidad Nacional de la Plata, La Plata, Argentina (1985)
25. University of Cambridge, Cambridge, UK (1985)
26. University of Goteborg, Goteborg, Sweden (1985)
27. Kliment Ohridski University of Sofia, Sofia, Bulgaria (1986)
28. University of Glasgow, Glasgow, Scotland (1986)
29. University of Science and Technology, Heifei, China (1986)
30. The City University, London, UK (1986)
31. Punjab University, Chandigarh, India (1987)
32. Medicina Alternativa, Colombo, Sri Lanka (1987)
33. National University of Benin, Contonou, Benin (1987)
34. University of Exetes, UK (1987)
35. University of Gent, Belgium (1988)
36. “Creation” International Association of scientists and Intelligentsia, USSR (1989)
37. Bendel State University, Ekpoma, Nigeria (1990)
38. University of Ghana (1990)
39. University of Tucuman, Argentina (1991)
**Pakistan Assignments**
1. Member, Atomic Energy Commission, Pakistan (1958-74)
2. Elected President, Pakistan Association for Advancement of Sciences (1961-1962)
3. Adviser, Education Commission Pakistan (1959)
4. Member Scientific Commission Pakistan (1959)
5. Chief Scientific Adviser to President of Pakistan (1961-74)
6. Founder Chairman, Pakistan Space and Upper Atmosphere Committee (1961-64)
7. Governor from Pakistan to the International Atomic Energy Agency (1962-63)
8. Member National Science Council, Pakistan (1963-75)
9. Member, Board of Pakistan Science Foundation (1973-77)
**Pakistani Awards**
1. Sitara-e-Pakistan (1959)
2. Pride of Performance Medal and Award (1959)
3. The Order of Nishan-e-Imtiaz (the highest civilian award) (1979)
**As “Servant of Peace”**
1. Member, Scientific Council, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) (1970)
2. Awarded the Atoms for Peace Medal and Award (Atoms for peace foundation) (1968)
3. Peace Medal (Charles University, Prague) (1981)
4. Premio Umberto Biancamano, Italy (1968)
5. Dayemi International Peace Award (Bangladesh) (1986)
6. Member, Council, University for Peace, Costa Rica (1981-86)
**Published Papers**
Around 250 scientific papers on physics of elementary particles. Papers on scientific and educational policies for developing countries and Pakistan.
**Scientific Contributions**
Research in the physics of elementary particles, particular contributions:
1. Two-component neutrino theory and the prediction of the inevitable parity violation in weak interaction;
2. Gauge unification of weak and electromagnetic interactions - the unified force is called the “Electroweak” force - a name given to it by Salam; predicted existence of weak neutral currents and W,Z. particles before their experimental discovery;
3. Symmetry properties of elementary particles; unitary symmetry;
4. Renormalization of meson theories;
5. Gravity theory and its role in particle physics; two tensor theory of gravity and strong interaction physics;
6. Unification of electroweak with strong nuclear forces, grand (elec- tro-nuclear) unification; and
7. related prediction of proton-decay;
8. Super symmetry theory, in particular formulation of super space and formalism of super fields.
Yang membuat pernyataan itu keluar, adalah rasa hormat sekaligus keprihatinan pada Abdus Salam yang mesti pontang-panting bergerak dari satu dunia ke dunia lain yang sama-sama dicintainya. Abdus Salam adalah manusia yang hidup di tiga dunia: dunia fisika teori, dunia Islam, dan dunia kerja-sama internasional. Andai Abdus Salam dapat hidup beberapa kali, dan mengabdikan hidup-hidupnya itu secara total tanpa interupsi masing-masing pada fisika teori, Islam, dan kerja-sama internasional, seluruh dunia jelas akan mendapatkan keuntungan besar.
Sementara Harian REPUBLIKA edisi Minggu 24 November 1996 menulis dibawah judul: ABDUS SALAM, SATU DUTA, TIGA DUNIA
Dalam usia sangat muda (22 tahun) Salam meraih doktor fisika teori dengan predikat summa cumlaude di University of Cambridge, sekaligus meraih Profesor fisika di Universitas Punjab, Lahore. Khusus untuk pelajaran matematika ia bahkan meraih nilai rata-rata 10 di St.John’s College, Cambridge.
Salam adalah satu dari empat muslim yang pernah meraih Hadiah Nobel. Tiga lainnya adalah Presiden Mesir Anwar Sadat (Nobel Perdamaian 1978), Naguib Mahfoud (Nobel Sastra 1988), Presiden Palestina Yasser Arafat (bersama dua rekannya dari Israel, Nobel Perdamaian 1995).
Atas, Abdus Salam bersama Pope II, Bawah, Abdus Salam bersama Ratu Swedia
Penerima gelar Doktor Sains Honoris Causa dari 39 universitas/lembaga ilmiah dari seluruh dunia ini, yang sekali waktu pernah menyebut dirinya sebagai penerus ilmuwan muslim seribu tahun yang silam, telah menyatakan dengan tegas: harga diri suatu umat kini tergantung pada penciptaan prestasi ilmiah dan teknologis.
Harga diri itu, seperti yang telah dibuktikan oleh Salam sendiri bukan saja dapat mengangkat suatu masyarakat sejajar dengan masyarakat lain. Gerakan dan keikutsertaan mencipta sains teknologi akan memberikan kontribusi pada peningkatan harkat seluruh umat manusia, tanpa melihat agama dan asal-usul kebangsaannya. Itulah rahmatan lil alaamin.
Abdus Salam adalah fisikawan muslim yang paling menonjol abad ini. Dia termasuk orang pertama yang mengubah pandangan parsialisme para fisikawan dalam melihat kelima gaya dasar yang berperan di alam ini. Yaitu, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi, gaya kuat yang menahan proton dan neutron tetap berdekatan dalam inti, serta gaya lemah yang antara lain bertanggung jawab terhadap lambatnya reaksi peluruhan inti radioaktif. Selama berabad-abad kelima gaya itu dipahami secara terpisah menurut kerangka dalil dan postulatnya yang berbeda-beda.
Adanya kesatuan dalam interaksi gaya-gaya dirumuskan oleh trio Abdus Salam-Sheldon Lee Glashow-Steven Weinberg dalam teori “Unifying the Forces”. Menurut teori yang diumumkan 1967 itu, arus lemah dalam inti atom diageni oleh tiga partikel yang masing-masing memancarkan arus atau gaya kuat. Dua belas tahun kemudian hukum itulah yang melahirkan Nobel Fisika 1979.
Eksistensi tiga partikel itu telah dibuktikan secara eksperimen tahun 1983 oleh tim riset yang dipimpin Carlo Rubia direktur CERN (Cetre Europeen de Recherche Nucleaire) di Jenewa, Swiss. Ternyata, rintisan Salam itu kemudian mengilhami para fisikawan lain ketika mengembangkan teori-teori kosmologi mutakhir seperti Grand Theory (GT) yang dicanangkan ilmuwan AS dan Theory of Everything-nya Stephen Hawking.
Melalui dua teori itulah, para fisikawan dan kosmolog dunia kini berambisi untuk menjelaskan rahasia penciptaan alam semesta dalam satu teori tunggal yang utuh.
Karena kecerdasannya yang luar biasa, Salam pernah dipanggil pulang oleh Pemerintah Pakistan. Selama sebelas tahun sejak 1963 dia menjadi penasihat Presiden Pakistan Ayub Khan khusus untuk menangani pengembangan iptek di negaranya. Ia mengundurkan diri dari posisinya di pemerintah ketika Zulfiqar Ali Bhutto naik menjadi PM Pakistan. Profesor Salaam tak bisa menerima perlakuan Ali Bhutto yang mengeluarkan Undang-Undang minoritas non Muslim terhadap Jemaat Ahmadiyah- komunitas Islam tempat dirinya lahir dan dibesarkan.
Atas, perangko bergambar Abdus Salam yang diterbitkan oleh Pakistan, Bawah, Medali Abdus Salam yang diberikan kepada Ilmuwan yang berjasa bagi dunia ketiga.
Tak ada dendam yang sanggup melahirkan perasaan Permusuhan Salam pada Negerinya Pakistan. Ia memilih pergi dengan damai untuk menyebarkan Ilmu Pengetahuan bagi Dunia dan seluruh Umat Manusia. Itu dibuktikannya dengan sebagian besar usianya dihabiskan sebagai guru besar fisika di Imperial College of Science and Technology, London, dari 1957-1993. Sejak 1964 ia menjadi peneliti senior di International Centre for Theoretical Physics (ICTP) di Trieste, Italia, sekaligus menjadi direkturnya selama 30 tahun.
Hingga akhir hayatnya, putra terbaik Pakistan itu mendapat tak kurang dari 39 gelar doktor honoris causa. Antara lain dari Universitas Edinburgh (1971), Universitas Trieste (1979), Universitas Islamabad (1979), dan universitas bergengsi di Peru, India, Polandia, Yordania, Venezuela, Turki, Filipina, Cina, Swedia, Belgia dan Rusia. Ia juga menjadi anggota dan anggota kehormatan Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional 35 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika.
Lahir 29 Januari 1926 di Jhang, Lahore, Pakistan, Abdus Salam tergolong duta Islam yang baik. Sebagai contoh, dalam pidato penganugerahan Nobel Fisika di Karolinska Institute, Swedia, Abdus Salam mengawalinya dengan ucapan basmalah. Di situ ia mengaku bahwa riset itu didasari oleh keyakinan terhadap kalimah tauhid. “Saya berharap Unifying the Forces dapat memberi landasan ilmiah terhadap keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa,” kata penulis 250 makalah ilmiah fisika partikel itu.
“Saya muslim karena saya percaya dengan pesan spiritual Alquran. Alquran banyak membantu saya dalam memahami Hukum Alam, dengan contoh-contoh fenomena kosmologi, biologi dan kedokteran sebagai tanda bagi seluruh manusia,” kata Abdus Salam dalam satu sidang UNESCO di Paris, 1984.
Dengan makalah The Holy Quran and Science, saat itu ia banyak mengutip ayat. Antara lain Alquran 88:17 dan Alquran 3:189-190 yang antara lain mengisahkan soal penciptaan langit, bumi dan seisinya.
Menjadi anggota kehormatan dari Akademi Ilmu Pengetahuan AS dan Rusia, ternyata tidak menghambatnya untuk berkiprah di sejumlah negara berkembang. Itu juga dilakukannya ketika ia bertugas di Komite Sains PBB dan 35 organisasi profesi ilmiah.
Maka, tak aneh, bila mantan Vice Presiden dari International Union of Pure and Applied Phyusics (IUPAP) (1972-78) itu pun meraih tujuh penghargaan atas kontribusinya dalam mempromosikan perdamaian dan kerjasama iptek internasional. Antara lain Atoms for Peace Medal and Award dari Atoms for Peace Foundation (1968), First Edinburgh Medal and Prize dari Skotlandia (1988), “Genoa” International Development of Peoples Prize dari Italia (1988) dan Catalunya International Prize dari Spanyol (1990).
Prof.Abdus Salam, wafat Kamis 21 Nov 1996 di Oxford, Inggris, dalam usia 70 tahun dan meninggalkan seorang istri serta enam anak (dua laki-laki dan empat perempuan).
Susana saat pemakaman Abdus Salam di Rabwah tahun 1996
Salam sudah berangkat menuju Yang Maha Esa di usia 70 tahun. Ia dimakamkan di tanah air yang teramat sangat dicintainya,dikota Rabwah- Pakistan. Kita yang ditinggalkannya kini hanya dapat bertanya, benarkah kita juga punya rasa harga diri religius, seperti rasa harga diri yang menggerakkan tokoh yang teramat dihormati oleh komunitas sains internasional ini? Yang pasti, penerima gelar Doktor Sains Honoris Causa dari 39 universitas/lembaga ilmiah dari seluruh dunia ini, yang sekali waktu pernah menyebut dirinya sebagai penerus ilmuwan muslim seribu tahun yang silam, telah menyatakan dengan tegas: harga diri suatu umat kini tergantung pada penciptaan prestasi ilmiah dan teknologis.
(Sunting edit oleh: kukuh dari berbagai sumber,170607/14.52)
Catatan tambahan :
Abdus Salam Awards, Approximants, Education and other
Personal arcive
**Educational Career**
1. Govt. College, Jhang and Lahore, Pakistan (1938-1946)
2. M.A (Punjab University) First place in every examination at the Punjab University
3. Foundation Scholar, St. John’s College, Cambridge (1946-1949)
4. B.A Honors Double first in Mathematics (Wrangler) and Physics.
5. Cavendish Laboratory
6. Ph. D in Theoretical Physics Cambridge (1952)
7.Awarded Smith’s Prize by the University of Cambridge for the most outstanding pre-doctoral contribution to physics (1950)
**Appointments**
1. Professor, Government College, Lahore (1951-1954)
2. Head of the Mathematics Department of Punjab University, Lahore (1951-54)
3. Lecturer, Cambridge University (Cambridge) (1954-1956)
4. Prof. of Theoretical Physics, London University.
5. Prof. of Theoretical Physics Imperial College (London) (1957)
6. Founder and Director, International Centre for Theoretical Physics (Trieste) (1964-1993)
7. Elected Fellow, St. John’s College (Cambridge) (1951-56)
8. Member, Institute of Advanced Study (Princeton) (1951)
9. Elected, Honorary Life Fellow, St. John’s College (Cambridge)
**United Nations Assignments**
1. Scientific Secretary, Geneva Conferences on Peaceful Uses of Atomic Energy (1955 and 1958)
2. Elected Member of the Board of Governors, TAEA, Vienna (1962-63)
3. Member, United Nations Advisory Committee on Science and Technology (1964-75)
4. Elected Chairman, United Nations Advisory Committee on Science and Technology (1971-1972)
5. Member, United Nations Panel and Foundation Committee for the United Nations University (1970-73)
6. Member, United Nations University Advisory Committee (1981-83)
7. Member Council, University of Peace (Costa Rica) (1981-86)
8. Elected Chairman, UNSECO Advisory Panel on Science, Technology and Society (1981)
**Other Assignments**
1. Member, Scientific Council, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) (1970)
2. Elected Vice President, International Union of Pure and Applied Physics (IUPAP) (1972-78)
3. Elected First President of the Third World Academy of Sciences (1983)
4. Member of the CERN Scientific Policy Committee (1983-86)
5. Member of the Board of Directors of the Beijir Institute of the Royal Swedish Academy of Sciences (1986)
6. Member of the South Commission (1987- )
7. Elected 1st President of Third World Network of Scientific Organizations (1988)
**Awards for contribution to physics**
1. Hopkins Prize (Cambridge University) for the most outstanding contribution to physics during 1957-58 (1958)
2. Adams Prize (Cambridge University) (1958)
3. First recipient of Maxwell Medal and Award (Physical Society, London) (1961)
4. Hughes Medal (Royal Society, London) (1964)
5. J. Robert Oppenheimer Memorial Medal and Prize (University of Miami) (1971)
6. Guthrie Medal and Prize (Institute of Physics London) (1976)
7. Sir Devaprasad Sarvadhikary Gold Medal (Calcutta University) (1977)
8. Metteuci Medal (Accademia Nazionale di XL, Rome) (1978)
9. John Torrence Tate Medal (American Institute of Physics) (1978)
10. Royal Medal (Royal Society, London) (1978)
11. NOBEL PRIZE for Physics (Nobel Foundation) (1979)
12. Einstein Medal (UNESCO, Paris) (1979)
13. Shri R. D. Birla Award (Indian Physics Association) (1979)
14. Josef Stefan Medal (Josef Stefan Institute, Ljubljana) (1980)
15. Gold Medal for outstanding contribution to physics (Czechoslovak Academy of Sciences, Prague) (1981)
16. Lomonosov Gold Medal USSR (USSR Academy of Sciences) (1983)
17. Copley Medal, Royal Society London (1990)
**Awards for contributions towards peace and promotion of international scientific collaboration**
1. Atoms for Peace Medal and Award (Atoms for Peace Foundation) (1968)
2. Peace Medal (Charles University, Prague) (1981)
3. Premio Umberto Biancamano (Italy) (1986)
4. Dayemi International Peace Award (Bangladesh) (1986)
5. First Edinburgh Medal and Prize (Scotland) (1988)
6. “Genoa” International Development of Peoples Prize (Italy) (1988)
7. Catalunya International Prize (Spain) (1990)
**Academies and Societies**
1. Elected, Fellow, Pakistan Academy of Sciences (Islamabad) (1954)
2. Elected, Fellow of the Royal Society, London (1959)
3. Elected, Fellow, Royal Swedish Academy of Sciences (Stockholm) (1970)
4. Elected, Foreign Member of the American Academy of Arts and Sciences (Boston) (1971)
5. Elected, Foreign Member, USSR Academy of Sciences (Moscow) (1971)
6. Elected, Foreign Associate, USA National Academy of Sciences (Washington) (1979)
7. Elected, Foreign Member, Accademia Nazionale dei Lincei (Rome) (1979)
8. Elected, Foreign Member, Accademia Tiberina (Rome) (1979)
9. Elected, Foreign Member, Iraqi Academy (Baghdad) (1979)
10. Elected, Honorary Fellow, Tata Institute of Fundamental Research (Bombay) (1979)
11. Elected, Honorary Member, Korean Physics Society (Seoul) (1979)
12. Elected, Foreign Member, Academy of the Kingdom of Morocco (Rabat) (1980)
13. Elected, Foreign Member, Accademia Nazionale delle Scienze (dei XL) (Rome) (1980)
14. Elected, Member, European Academy of Sciences, Arts and Humanities (Paris) (1980)
15. Elected, Associate Member, Josef Stefan Institute (Ljublijana) (1980)
16. Elected, Foreign Fellow, Indian National Sciences Academy (New Delhi) (1980)
17. Elected, Fellow, Bangladesh Academy of Sciences (Dhaka) (1980)
18. Elected, Member, Pontifical Academy of Sciences (Vatican City) (1981)
19. Elected, Corresponding Member, Portuguese Academy of Sciences (Lisbon) (1981)
20. Founding Member, Third World Academy of Sciences Trieste (1983)
21. Elected, Corresponding Member, Yugoslav Academy of Sciences and Arts (Zagreb) (1983)
22. Elected, Honorary Fellow, Ghana Academy of Arts and Sciences (1984)
23. Elected, Honorary Member, Polish Academy of Sciences (1985)
24. Elected, Corresponding Member, Academia de Ciencias Medicas, Fisicas y Naturales de Guatemala (1986)
25. Elected, Honorary Life Fellow, London Physical Society (1986)
26. Elected, Fellow, World Academy of Art and Science (Stockholm) (1986)
27. Elected, Corresponding Member, Academia de Ciencias Fisicas, Mathematicas y Naturales de Venezuela (1987)
28. Elected, Fellow, Pakistan Academy of Medical Sciences (1987)
29. Elected, Honorary Fellow, Indian Academy of Sciences, Bangalore (1988)
30. Elected, Distinguished International Fellow of Sigma Xi (1988)
31. Elected, Honorary Member, Brazilian Mathematical Society (1989)
32. Elected, Honorary Member, National Academy of Exact, Physical and Natural Sciences, Argentina (1989)
33. Elected, Honorary Member, Hungarian Academy of Sciences (1990)
34. Elected, Member, Academia Eureopaea (1990)
**Orders**
1. Order of NISHAN-E-IMTIAZ (Pakistan) (1979)
2. Order of Andres Bello (Venezuela) (1980)
3. Order of Istiqlal (Jordan) (1980)
4. Cavaliere de Gran Croce dell’Ordine al Merito della Repubblica Italiana (1980)
5. Honorary Knight Commander of the Order of the British Empire (1989)
**D.Sc. HONORIS CAUSE**
1. Punjab University, Lahore, Pakistan (1957)
2. University of Edinburgh, Edinburgh, UK (1971)
3. University of Trieste, Trieste, Italy (1979)
4. University of Islamabad, Islamabad, Pakistan (1979)
5. Universidad Nacional de Ingenieria, Lima, Peru (1980)
6. University of San Marcos, Lima, Peru (1980)
7. National University of San Antonio Abad, Cuzco, Peru (1980)
8. Universidad Simon Bolivar, Caracas, Venezuela (1980)
9. University of Wroclaw, Wroclaw, Poland (1980)
10. Yarmulke University, Yarmulke, Jordan (1980)
11. University of Istanbul, Istanbul, Turkey (1980)
12. Guru Nanak Dev University, Amritsar, India (1981)
13. Muslim University, Aligarh, India (1981)
14. Hindu University, Banaras, India (1981)
15. University of Chittagong, Bangladesh (1981)
16. University of Bristol, Bristol, UK (1981)
17. University of Maiduguri, Maiduguri, Nigeria (1981)
18. University of Philippines, Quezon City, Philippines (1982)
19. University of Khartoum, Khartoum, Sudan (1983)
20. Universidad Complutense de Madrid, Spain (1983)
21. The City College, The City University of New York, USA (1984)
22. University of Nairobi, Nairobi, Kenya (1984)
23. Universidad Nacional de Cuyo, Cuyo, Argentina (1985)
24. Universidad Nacional de la Plata, La Plata, Argentina (1985)
25. University of Cambridge, Cambridge, UK (1985)
26. University of Goteborg, Goteborg, Sweden (1985)
27. Kliment Ohridski University of Sofia, Sofia, Bulgaria (1986)
28. University of Glasgow, Glasgow, Scotland (1986)
29. University of Science and Technology, Heifei, China (1986)
30. The City University, London, UK (1986)
31. Punjab University, Chandigarh, India (1987)
32. Medicina Alternativa, Colombo, Sri Lanka (1987)
33. National University of Benin, Contonou, Benin (1987)
34. University of Exetes, UK (1987)
35. University of Gent, Belgium (1988)
36. “Creation” International Association of scientists and Intelligentsia, USSR (1989)
37. Bendel State University, Ekpoma, Nigeria (1990)
38. University of Ghana (1990)
39. University of Tucuman, Argentina (1991)
**Pakistan Assignments**
1. Member, Atomic Energy Commission, Pakistan (1958-74)
2. Elected President, Pakistan Association for Advancement of Sciences (1961-1962)
3. Adviser, Education Commission Pakistan (1959)
4. Member Scientific Commission Pakistan (1959)
5. Chief Scientific Adviser to President of Pakistan (1961-74)
6. Founder Chairman, Pakistan Space and Upper Atmosphere Committee (1961-64)
7. Governor from Pakistan to the International Atomic Energy Agency (1962-63)
8. Member National Science Council, Pakistan (1963-75)
9. Member, Board of Pakistan Science Foundation (1973-77)
**Pakistani Awards**
1. Sitara-e-Pakistan (1959)
2. Pride of Performance Medal and Award (1959)
3. The Order of Nishan-e-Imtiaz (the highest civilian award) (1979)
**As “Servant of Peace”**
1. Member, Scientific Council, SIPRI (Stockholm International Peace Research Institute) (1970)
2. Awarded the Atoms for Peace Medal and Award (Atoms for peace foundation) (1968)
3. Peace Medal (Charles University, Prague) (1981)
4. Premio Umberto Biancamano, Italy (1968)
5. Dayemi International Peace Award (Bangladesh) (1986)
6. Member, Council, University for Peace, Costa Rica (1981-86)
**Published Papers**
Around 250 scientific papers on physics of elementary particles. Papers on scientific and educational policies for developing countries and Pakistan.
**Scientific Contributions**
Research in the physics of elementary particles, particular contributions:
1. Two-component neutrino theory and the prediction of the inevitable parity violation in weak interaction;
2. Gauge unification of weak and electromagnetic interactions - the unified force is called the “Electroweak” force - a name given to it by Salam; predicted existence of weak neutral currents and W,Z. particles before their experimental discovery;
3. Symmetry properties of elementary particles; unitary symmetry;
4. Renormalization of meson theories;
5. Gravity theory and its role in particle physics; two tensor theory of gravity and strong interaction physics;
6. Unification of electroweak with strong nuclear forces, grand (elec- tro-nuclear) unification; and
7. related prediction of proton-decay;
8. Super symmetry theory, in particular formulation of super space and formalism of super fields.
Tag :
Islam Ahmadiyah
1 Komentar untuk "Prof.Abdus Salam - Fisikawan Muslim Pertama Penerima Hadiah Nobel"
Muslim World is waiting for Abdus Salam II, III, an so on .... Until then he is the man ....
Komentar anda tidak dimoderasi dan verifikasi, Terimakasih atas komentarnya yg sangat berharga dan bijak, semoga bermanfaat